MAJU TERUS PENYULUH PERTANIAN

Sertifikasi

Pernak Pernik Sertifikasi Profesi Penyuluh Pertanian 2011

Komponen PTT Kedelai

Penerapan PTT Kedelai Meningkatkan produksi dan Pendapatan Petani

Legowo

Tata tanam jajar Legowo Menambah Populasi dan Meningkatkan Produksi

Sabtu, 25 September 2010

Alah bisa karena biasa


Suatu hari, rombongan dari kantor melakukan studi banding. Karena ingin santai  rombongan kami menyewa sebuah penginapan dan menginap di sana.  Kami datang sore hari, malamnya diisi hiburan. Pagi hari saat kami kami akan melakukan kunjungan lapangan  seorang teman terlambat berkumpul, setelah dipanggil-panggil melalui pengeras suara, teman kami tetap tidak datang. Karena takut kesiangan seorang teman berinisiatif menyusul ke kamar tempat teman saya menginap.
Beberapa saat kemudian teman kami kembali sambil senyum-senyum dan member tahu bahwa kamar teman kami menginap kebanjiran dari kamar mandi. Usut punya usut ternyata teman kami belum terbiasa menggunakan kloset duduk sehingga sewaktu mau BAB  dia menaiki  kloset.  Karena  tubuhnya cukup besar klosetnya hancur berantakan dan kran air yang ke kloset tidak bisa dimatikan sehingga membanjiri kamar.

Tanaman GERTEM


Ceritanya kami diminta menata gedung tim penggerak PKK Kabupaten dengan menggunakan berbagai tanaman, ketika sedang asyik berja tiba-tiba datang Ibu Sekretaris Daerah melihat-lihat tanaman yang sedang ditanam. Tanpa diduga Ibu Sekda menanyakan salah satu jenis tanaman yang akan ditanam kepada salah seorang teman
Bu Sekda; Kalau ini tanaman apa?
Teman  : (tertegun sejenak) oh ini GERTEM bu !!
Buk Sekda tampak puas dengan jawaban teman saya dan tersenyum .
Setelah menjawab teman saya segera menjauh dan kami saling pandang karena kebingungan  dengan jawaban teman kami. Sampai di kantor kami  menanyakan jenis tanaman GERTEM kepada teman yang tadi ditanya bu Sekda. Setahu kami tidak ada tanaman bernama GERTEM. Sambil tertawa  teman kami menjawab “ saya tidak tahu, tapi dari pada saya ketahuan bodoh, lebih baik saya jawab GERTEM”.  Kami Tanya lagi memang ada tanaman GERTEM?. Sambil ngakak dia jawab “ya ada lah itu kan paGER TEMbok”.  Serentak kami tertawa sambil geleng-geleng kepala dengan jawaban teman yang sekenanya tanpa memperhitungkan risiko

Rabu, 22 September 2010

Disangka tak berdinding


Alkisah kami besrama beberapa penyuluh diundang untuk mengikuti pertemuan di salah satu hotel. Ruang pertemuan bertempat  di lantai II, kebetulan dinding ruangan di bagian pintu masuk semua terbuat dari kaca.  
Pagi hari ketika kami sedang melakukan pertemuan, kami dikejutkan oleh suara berderak di bagian pintu masuk. Spontan peserta pertemuan menoleh kebelakang karena posisi peserta membelakangi pintu masuk. Betapa kami terkejut karena dinding kaca dekat pintu masuk pecah dan seorang penyuluh terkapar dekat reruntuhan kaca. Selidik punya selidik,  salah seorang teman  terlambat mengikuti pertemuan. Dia menyangka ruangan pertemuan merupakan ruang terbuka tanpa dinding, karena tergesa-gesa berniat   masuk, tanpa sadar  dia masuk  menabrak dinding kaca hingga hancur berkeping-keping. Akhirnya dia terpaksa dilarikan ke rumah sakit untuk memperoleh perawatan. sambil senyum ditahan kami kembali melanjutkan pertemuan, tiba tiba teman di sebelah berbisik "maklum penyuluh biasa di sawah tanpa dinding"

Senin, 20 September 2010

Ternyata ingin melihat lebih jelas !!!

Pertama bertugas di Kabupaten Sukabumi saya ditugaskan di daerah Palabuhan Ratu (saat itu belum menjadi ibukota kabupaten). Sebagai orang yang tidak dilahirkan di daerah pantai, sehabis melapor dari kepala BPP bersama seorang teman saya jalan-jalan di pantai, kebetulan tempat saya main berada didepan Kantor Balai Desa.
Sedang asyik ngobrol di warung pinggir pantai, dari kejauhan terlihat berjalan sepasang turis tanpa busana. Sampai di warung sang turis berhenti karena mau minum kelapa muda. Si empunya warung kebingungan tidak mengerti apa yang dibicarakan. Karena kasihan saya turun tangan menggantikan tugas yang punya warung melayani sang turis yang minta kelapa muda sekalian dikupasin. Sambil berjongkok saya mengupas kelapa yang diminta, tentu saja dengan konsentrasi yang buyar karena  persis dihadapan saya berdiri seorang wanita tanpa busana dengan jarak sekitar 1 meter.  Sambil mengupas kelapa saya bergumam lirih pada temat dan bertanya “sabut mana yang harus saya kupas (sabut kelapa asli atau yang seperti sabut he he)?”
Setelah selesai sang turis pergi, kami semua tertawa terbahak-bahak. Tiba tiba dari arah balai desa keluar salah seorang perangkat desa dan mempertanyakan kenapa kami tertawa. Ketika diceritakan ada turis tanpa busana sang perangkat desa berang dan berkata “ kenapa tidak ditegur, itu kan tidak sesuai dengan budaya kita, mana dia sekarang?. Spontan kami menunjukan turis yang kebetulan belum jauh berjalan. 
Dengan cepat sang perangkat desa berjalan menyusul turis untuk menegur, diikuti  pandangan kamu dari kejauhan. Dan !!!!! Kami semua terperanjat karena setelah berhasil melewati turis, sang perangkat desa bukannya menegur namun balik kanan sambil berjalan mundur berhadapan dengan turis. Kiranya sang perangkat desa bukan mau menegur, tapi mau lebih jelas melihat tubuh tanpa busana sang turist

Peluang dan Tantangan Pertanian Organik



Sabtu, 18 September 2010

No HP saya digunakan orang lain


Masih seputar pengguna telepon. Saat itu yang namanya Handphone  masih jarang dan hanya beberapa kalangan yang  sanggup membeli .  Selepas azan magrib seorang gadis memasuki ruangan telepon Wartel yang saya kelola.  Hampir 15 menit si pengguna telepon berada dalam ruangan dan berkali-kali mesin pencetak resi berbunyi. Saya lihat nominal biaya tagihan cukup besar, takut  ada klaim akibat kerusakan alat saya datang menghampiri pengguna telepon dan bertanya barangkali ada kesulitan. Selidik punya selidik dia peralatan tidak ada masalah tapi  sedang belajar menggunakan HP yang baru dibelinya. Si gadis memijit nomor hp nya sendiri untuk belajar cara menggunakan HP. Dia mencoba dengan menggunakan dua cara yaitu saat HP dihidupkan dan saat HP dimatikan. Saat HP dihidupkan dia ngomong sendiri melalui telepon kabel dan HP yang dia pegang, sedangkan saat HP dimatikan dia mendengarkan jawaban dari telepon kabel. 
Dia mengeluh karena nomor hp  yang baru dibelinya telah digunakan orang lain dan meminta saya untuk membuktikannya. Dengan senang hati saya mencoba membantu dan menghubungi no hp yang dia pegang, dalam kondisi HP dihidupkan  semua berjalan tanpa masalah. Kemudian dia meminta saya untuk menghubungi no hp yang dia pegang tapi dalam kondisi hp dimatikan, saat itu dari hand set telepun terdengar jawaban WELCOME TO TELKOMSEL VERONICA.  Lalu dia berkata “ benar kan pak no HP saya telah dipakai sama si VERONICA? “ saya bingung pak bisa-bisa pulsa saya habis dipakai sama SI VERONICA”
Dalam hati saya tetawa dan ingin memberitahu bahwa itu hal yang biasa, namun sebagai penyuluh saya tetap berupaya agar tidak menyinggung perasaan. Sambil senyum saya mencoba meyakinkan bahwa kartu yang baru dibeli  biasanya belum disetting khusus  sesuai nama pengguna, namun demikian  dijamin tidak akan mengganggu pulsa milik pengguna. Dia merasa lega dengan jawaban saya dan sangat berterima. Seminggu kemudian dia datang lagi untuk menelepon, tapi kali ini dia datang sambil senyum-senyum. Rupanya dia  sudah tahu bahwa SI VERONICA bukan pemilik kartu tapi merupakan layanan dari telkomsel. Sambil senyum dan membungkuk dia minta izin untuk menggunakan telepon dan berkata “ mohon ijin pak  saya mau menelepon si Veronika !!!

Menelepon menggunakan kode pos


Dalam rangka memenuhi tuntutan kebutuhan keluarga yang terus meningkat, saya bersama keluarga membuka usaha warung telekomunikasi yang ditempatkan di depan rumah. Suatu hari datang seorang konsumen berusia paruh baya memasuki ruang telepon. Setelah hampir setengah jam penelepon berada di ruangan telepon kami mulai bertanya Tanya karena  mesin pencetak resi tetap tidak berbunyi . Hal tersebut  merupakan pertanda  bahwa penelepon tidak berhasil melakukan komunikasi. Beberapa saat kemudian penelepon keluar sambil kebingungan. 
Dengan tujuan membantu saya menghampiri dan menanyakan barang kali ada yang bisa saya bantu.  Di tengah kebingungan  Bapak tersebut minta bantuan agar saya mau mencoba menelepon sambil . untuk memudahkan saya menelepon bapak tersebut memberikan kartu nama dan menunjukan nomor telepon yang harus dihubungi. 
Dalam hati saya berkata, “pantas saja tidak nyambung karena nomor  yang dia pijit bukan nomor telepon tapi kode pos yang tertera di kartu nama”. Karena terbiasa menjadi penyuluh yang tidak suka menyalahkan langsung  saya  membantu menelepon dengan memijit nomor telepon yang juga ada di kartu nama, setelah nyambung  baru telepon saya berikan.
Sambil menunggu si penelepon saya berfikir bagai mana cara member tahu tanpa menyinggung perasaan (maklum penyuluh). Setelah selesai membayar tagihan sambil memberikan resi pembayaran saya berpesan agar lain kali  apabila mau menelpon menggunakan nomor yang ada di resi,  bukan yang ada di kartu nama.
Karena merasa sudah selesai membantu  saya masuk kembali ke rumah. Si Bapak kelihatannya penasaran dan mencoba membandingkan nomor yang ada di resi dengan ada di kartu nama, rupanya dia baru sadar  bahwa  dia salah memijit nomor. Sambil berjalan pulang, dia  menoleh berkali-kali ke dalam rumah dan senyum senyum sendiri menyadari kesalahannya. 

Kamis, 16 September 2010

Penggunaan Media Visual


Rabu, 15 September 2010

BUDIDAYA JERUK CIKONENG ST ( Citrus maxima L )

Selasa, 07 September 2010

PEMBENIHAN LELE (Clarias sp)




Kamis, 02 September 2010

BUDIDAYA UBI JALAR CILEMBU ST 1